Kamis, 26 Februari 2009

SASTRA MANADO

SEBUAH KATA UNTUK CINTA
Saat ini aku mau bekisah
bukan tentang mentari indah
saat bangun bersama embun
Atau tentang anak-anak burung
saat tertawa bermain dibawah awan
Tidak tentang panas mentari
saat membakar laut lantas turunkan hujan
Bahkan indahnya sunset
saat matahari indah duduk dibibir barat
Itu takkan kudendangkan
Tapi
Sebuah dongeng duka
kala kuterluka
di antara kejamnya belantara kota
Tempat hati membaringkan cinta
memaksa mentariku terbunuh
Lantas kau merampas kata
sembari melarikan senyumu
sembunyi kedalam sorga
dimana ada neraka kecil
karena ingin kau jadi tuhan

Ini kupastikan:
kau takkan melihat
aku mengejar mentari
apalagi memetik setangkai cinta
lantas sematkan di pintu rumahmu

Ini kata-kata
ada sebakul duka
Jelas..
Ini untuk cinta
Bukan aku tak pecaya
lantas kejam membencinya?
Hanya sebenarnya kecewa
pada kau dan kata-kata

Tentu
Kau bangsat cinta
memilah apa benar ada kata
Hingga kau bisa ajak rembulan
lalu membunuhnya di terik siang
Hingga darahnya mengalir lirih
jatuh di atas kepala

Tak ingin kali kedua
aku lari berdarah-darah
Sedang cinta kuseret sekarat
perlahan tak kuat hingga rebah
Penuh darah menutup tanah
aku dan amarah
Hingga kini
Masih saja

Sedang untuk kau
tak ada kata












INI TENTANG KAU
Malam ini
Aku mau berkisah
Pada kau boneka berirama cinta
Yang pernah dulu kupetikan kisah
Kau dan aku

Ketika malam belasan hari lalu
Aku mau membalut pedihmu
Menghangatkan tangismu
Menerbangkan pilumu
Bahkan membagi air matamu
Ke dalam dunia maya
Buatan rintihan tawaku

Saat itu
Sayapmu kutemukan telah terkulai
Kau hanya bisa duduk
diantara bias terang lentera tua
Memeluk kedua lututmu
yang kudapati berbekas biru
Entah apa…
sehingga kau sedemikian rupa

Aku bingung lantas termangu
sebab kau tak biasa
bertiraikan airmata
saat malam minggu seperti ini

Lantas kucoba mengangkat dagumu
memperlihatkan kau lukisan langit:
bintang-bintang menghampar riang
satu bulan bertembok awan
tiga rasi dikepalan bumi
sebab kuharap ada senyum kemudian

Kau tiba-tiba
hanya ada gelak tawa

Lantas akupun tersipu bangga
meletakan senyumu diantara guratan tawa



























MUSIM DINGIN BUKAN UNTUKMU

Kita tak bermusim dingin
Jika saja...............
Pasti tiap tarikan nafas
hanya berupa titik es belaka
Sebab matahari telah beku
di balik awan bersuhu rendah
Sementara sorga bagimu
hanya sekedar remang lampu pub

Kita tak bermusim dingin
Memang........
Karna aku tak siap
buatkan mantel bulu untukmu
agar bisa kau hangatakan
tubuhmu dari abu lantai pub
yang setiap malam kau jajakan
dengan uang para maniak seks

Pabila musim itu ada
Sebaiknya kau mati di musim itu













BIARKAN HIDUP:
ANAKKU CINTA
Jikalau nanti
hari dimana matahari mati
itu datang
Larilah ke peraduan
bawa saja anak kita
tempatkan dia di atas kereta
Biarkan angin menerbangkannya
Tinggalkan saja semua kemunafikan
Tak usah kau ajak dusta
sebab tidakkah kau sadar
kau pernah mengajak mereka
hingga cintaku mati terbunuh
sampai-sampai
mimpi harus lari menangis
menjauh ke arah matahari
lalu aku kehilangan kalian

Jikalau memang hari itu tiba
letakkan saja anak kita
diantara pecahan tebing batu
supaya kuambil ia masih bernyawa
dan kucarikan merpati lain
untuk menyusuinya
tapi bukan kau
Lebih baik diam saja
kau sendiri
Bahkan kalau kau mau
akan kukirimkan kau boneka Adam
tapi bukan daging ku
Hanya karna kini
ku tak sudi mati kali kedua
sedang kau ada disisi

AKU BUKAN KISAH ROMEO
Jika ada yang bermimpi
Hendak mendengar ku berlantun:
Memetik dawai romansa
Beramsal kata berbunga
Meneriakan syair cinta
Entah dia ayahmu
atau yang melahirkanmu

Katakan saja..
Aku telah lari mati
Tak sudi kembali

Karena bagaimana mungkin
sayapku terbang kembali pulang
kalau sarangnya telah rusak
Dan angin malam itu
memergoki dia merusaknya
Kemudian membisikan padaku
sedang kau disana
cuma sekedar menutup mata
Bagaimana mungkin menempati rumah
yang sudah berpenghuni
Padahal potret hatiku masih menggantung
sedang kau disana
cuma sekedar menutup mata

Tidak!
Aku lelaki berharga diri
masakan dengan murah aku kembali
Aku tak mau pergi menjilat ludah
apalagi berhamba mengemis
sambil menaikan syair kita
ke atas kepalamu
Aku tak sudi

Katakan saja..
Dawai kita telah putus
Tak bisa berirama lagi
Sebab akupun mati rasa
menyambungnya dengan senyum

Entah apa akan mereka ucap
kata”pengecut” mungkin
”Aku tak peduli!!!!”
katakan pada ibumu
Sebab aku hidup
tidak dari piring kalian




















SEBUAH ELEGI
2512O7

Tujuh belas kali telah kuhitung
Itu kali terakhir
Kakiku Melancong kesana
Beribu langkah sudah menapak
Aspal hitam daratan tumareran

Tak kala masa itu
cinta pertama menyapa
sedang darah remaja mengalir dalam kita
Bahkan aku tak peduli lelah
Persetan dengan ongkos
Hujan malam minggu
Roda motor mati tengah jalan
Persetan dengan semuanya itu
Itu kali pertama
hatiku berucap mabuk
saat itu dia belum terluka

Tujuh belas kali telah kuhitung
Itu kali terakhir
Remang cahaya natal menyambut
membelah gelap lampu motor yang kubunuh
Lantas pipi ini harus ditampar
Mengapa?
Bukankah kau mengajakku dalam gelap
dan disana pemabuk kampungan itu
memerahkan pipiku

Tujuh belas kali kuhitung
Dan tak akan lagi
kakiku melancong kesana

Kalau seharusnya malam kita berjumpa
carilah aku dimalam lain
Tapi jangan di tempat tali pusarmu dikubur
sebab terlalu murah pipiku disana































DENGAR BISIKAN MIMPI
Oh.......
Alangkah indahnya angin ini
Jika saja kau mau mendengarnya
Pasti kau terbius mati pulas
Lalu terbangun dalam cinta
Disini di alam nirwana
Ada kau
Dan ketiga cinta

Lagi matahari tak menyengat
Gelap sudah hilang dibalik terang firdaus
Tangis sudah mati tertikam tawa
Lantas apa yang kau takutkan?
Sebab anak-anak malaikat
Menari-nari bertirai cinta
Bukan membawa pedang
Malah dengan murah memetik bunga
Dan merangkai mahkota surga
Juga biduan taman firdaus
Tak henti berdendang suka
Meninabobokan airmata

Lantas tentu kau ikut terbang
Keatas bahkan lebih tinggi
Kemudian jatuh tiba-tiba
Dan matamu terbuka
Pasti dalam penyesalan kau memaki:
”Aku belum puas terbang
bersama cinta,
sadar mengapa kau menyapa?”


SORGA & NERAKA: DOSA KITA

Malamku
Membatu
Mengeras
Berkarat
Berevolusi
Terbakar lantas menjadi abu
mati di gengaman matahari

Bumi tak berotasi
mati tertikam sepi
Matahari lari berevolusi
perlahan terpecah-pecah
jatuh ke bagian bawah galaksi
beku di kutub utara

Sorga mati?

Dan berdua kita tinggal nama
membatu

Hanya muncul kemudian
tangan hitam berbayang api
menghunus pedang ke atas kasur
tempatku meletakkan kepala
juga kau berselimut satu

Lantas aku terluput bangun
lalu berpikir ini pertanda
kalau-kalau neraka sudah di balik pintu
Tapi kau masih saja pulas
Lelah
Sebab semalaman kita bersenggama
ku telah membuka neraka
kau tak bisa menutupnya

Bilamanakah kau masih lelap
Padahal nafas kita tinggal sekian jam
untuk sekejap melihat sorga

Aku takut
Kau malah diam....

























WASIAT HITAM
UNTUK BELLA
Kau tak usah
Hidupkan aku kembali
Bila besok kau bangun
Dan mendapati mimpi dan cintaku
Sudah tak bernyawa lagi
Tak usah kau teteskan tangis
Sebab kau tak bisa menghidupkan kembali
Apa yang telah tiada dengan airmata
Sebab kau bukan dari sorga

Hanya kukatakan:
Aku masih sanggup berbicara
Karna besok matahari masih
Mau menyapaku dengan sinarnya
Dan aku pasti bisa mencari
Bidadari lain tapi bukan kau
Sebab selama kau
Berbagi nafas denganku
Kau tak membiarkan paru-paruku
Terisi udara bebas
Bahkan kau memaksa nafasku
Duduk dalam dunia bawah tanah
Pun telah kau bunuh
Segala suka duka kita berdua
Ketika kita hidup berselimut sama
Bersama dalam satu ranjang
Bahkan matahari yang telah tenggelam 183 kali
Kau tak usah
Hidupkan itu kembali
Percuma

Hanya kutuliskan di dahimu
Tak usah kau bangkitkan
Apa yang telah kau tikam
Dari dalam duniaku
Sebab hak mu telah ku cabut
Seperti aku mencabut benalu
Yang hanya mencuri kehidupan
Dalam darah hidup sorga lain

Kau tak usah
Hidupkan kembali

























Dye

Itulah nama yang dihanyutkan angin......
Ketika disebuah waktu
sinar matahari mempertemukan kita
Menjadikan lampu gereja saksi
dalam sebuah kemegahan rohani
Bukan sekedar perjumpaan lalu belaka
karna kita tak biasa jumpa
lewat ceremonial religi sebelumnya

Harapanku
Lantas bernafas kemudian
Sebab memang sudah tujuh ratus malam sebelumya
mimpi sudah tak mau bermain
bersama tidur pulasku
Hanya karna aku sempat membenci cinta
untuk hadir bersamanya
Lantas sekarang matahari mau bersaksi
bahkan didepan mata
hingga ingin hati berteriak
kaulah pelangi mimpiku
Kaulah Dye............

Tapi
Begitu hati berteriak
Menyaringkan mimpi penuh cinta
Menyapu keheningan hati
Kau malah lari bersama senyummu
dan pergi meletakakan kepala
Ke atas telapak tangan orang
yang kau dan hatimu agungkan
Malangnya dia tak lagi hiraukan
kau dan senyummu
menjadi bagian mimpi indahnya
bahkan hatinya tak acu belaka

Kau tak membiarkan satupun
dari jutaan mimpi yang haus cinta
merambat hidup
melilitkan akar-akarnya
ke tepian senyum surgamu
Kau tak izinkan.........
Sekalipun untuk sepenggal tarikan nafas
sekedar mencicipi sedikit
aroma kebahagiaan hati
yang sempat hidup berakar
kala saat memaksa kita berimpit duduk
di atas kadera lapuk milik bus tua itu
Kau tak izinkan

Kau kira hati luka sekejap
sembuh oleh iming-iming persahabatan belaka?
Kau kira sorga mau bermurah
menurunkan air kedamaian
lantas memadamkan kobaran kekecewaan
yang telah kau sulut?

Jangan tanyakan hatimu
Bila kau tak bisa menimbang
sebab neraca cintamu sudah timpang berkarat
oleh sebab terlalu bosan waktumu
menunggu pujaan hati
yang kau agungkan itu

Kini hatiku sudah mampu
menutup mata pada dirimu
Bahkan mematikan kebencian
yang ingin menodai jalinan
persahabatan kosong buatanmu

Hanya kini
Lewat angin ku berucap
kau tinggal berbentuk kenangan
Bahkan sebuah ilustrasi
yang kupaksakan indah
bersama persahabatan biasa

























MEREKA JUGA CINTA
I
Aku ada di tepian hari
Bersama siang sebelum menutup mata
sebelum kau terlalu renta mengerti
Dan akhirnya mati
di tangan waktu
Lantas Hanya sekedar duduk
Menaksir Guratan nasib
tentang kisah airmata kita
Tentang mereka yang juga manusia
kemudian meliuki genangan-genangan duka
di atas wajah ratusan yatim
Lalu hanya merajutkan senyum kita saja
padahal sama-sama searah kita
Kita berdarah sama
sorga kita pun sama
Lantas kenapa dibeda-bedakan?
Kita sama dibawah matahari
Hanya atap langit milik mereka
sedang malam hangat kita punya
sebab kita berselimut cinta

Sayang...........
Lemparkan saja selimut kita
Jadikan senyum kita kalimat
Sementara aku seharusnya sibuk
mencari sepiring kebahagiaan
agar jika kemudian pagi bangun
di liarnya debu jalanan
sudah saja kehangatan ada
di kepalan tangan mereka
Dan perut mereka tak lagi melonjak
kelaparan
Lagi tak ada mau peduli
pemerintah pun tidak
Sebab mereka tak mau sepiring pagi
dengan gembel

Maka selain kita
lantas siapa sudi buka mata
berbagi hangatnya mentari
dengan kaum kolong jembatan
yang darahnya pun mengalir cinta
























MEREKA JUGA CINTA
(II)
Sudah.......
Tiga puluh Matahari pertama
mati 30 puluh kali
Setelah malam hujan tumpah basah
Mataku membelah pagi
masih mendapati tangis-tangis tergeletak
Tumpah berserakan
di atas altar matahari baru
milik mereka yang lahir berirama cinta
Sementara dari kolong jembatan puisi yatim berlantun

Lantas buta hati masih banyak
terlalu sukar membagi cinta
sekedar menangis bersama saja
Bahkan mengemis matahari
dalam kolong beratap aspal

Pernah sekali
Sebentar saja
lalu anak itu kemudian lalu
Hilang di antara dendang klakson
setelah menangis demi selembar seribu

Airmata membeku sampai empedu
bahkan tawa di bibir membiru
takluk pada ucapan kecil itu

Lantas aku menunduk kepala
Hati membakar kecewa
karena memang bintang-bintang masih buta
menemani kardus tempat mereka meletakkan kepala
Kau sayang berkata seharusnya
bukan mereka
Bahkan kau jadi kata-kata
untuk turun berlantai debu
Dan dalam senandung merajut tawa
menjinjing mahkota cinta tak ternilai
ke atas kepala bermahkota embun



























130207
(SEBUAH CATATAN HITAM)

Jika bulan nanti mati
ditangan pagi
pada kali ke empat puluh lima matahari bangun
Kau berjanji
Berani melawan harga diri
kemudian mau membunuh cahaya
yang melahirkan mu dari rahim cinta
Sebelum waktu mengecup bibirmu
sebelum usia setahun merobek kita
untuk mawar yang kutanam mekar
kau siap jadi pembunuh

Kau pembunuh tak tahu malu
serta suam-suam kuku mengaku
bukan kau hari ini merusaknya
sedang kudapatkan cinta
sudah tak berkelopak
terluka di antara sela jarimu
Asal kau tahu
dia dengan airmata kuberi makna
lantas seenaknya saja kau
ingin mencoba mengambil nafasnya

Kalau begitu akhiri saja
dan silahkan mati bersamanya

Akupun siap
Pabila hari besok gelap
sebab hari ini angka tiga belas sial
Dan besok semua manusia muda
akan sibuk berpesta topeng
termasuk kau

Sedang aku akan lari
bersama gelap malam valentine


























RAP MENGALIR CINTA



Kemarin kau bertanya:
”Mengapa aku masih tersenyum?
Bukankah cinta telah mati
tertikam sepi?”

Lantas senyumku hanya berbisik:
”Aku hidup berirama rap
lantas dia ada saat ku sepi
sehinga duka mati tertikam
di antara liar nadanya”
















INI MALAM MONSTER



Jikalau Hari ini gelap
Bisa saja ku beli sorga
atau kurampas dari tanganmu
Bahkan membatai senyum sorga
sambil lari berdarah-darah
merintih hampir dibunuh neraka
Lantas kau jadikan aku monster
untuk semalam tak melihat rembulan
Lalu kali ke tiga belas matahari tenggelam
aku masih patah hati





PENANTIANMU TAK BISA


Kau memilih menunggu
ketimbang menjadi abu
Sejak kau bangun
hingga kakimu rapuh

Memang kau tak mengerti
garis akhir berhenti
Dan akhirnya hilang di belantara kota
Tersesat di kegelapan pub
kau kehilangan keperawanan surga

Kau tak mengerti
arti akhir penantian cinta
hingga mahkotamu lepas
terjual puluhan lembar ratusan ribu

Aku kembali
lantas kursimu kosong
Mati

Kau???/
Sudah lari

TESIS 53MPURN4


Kau ?
Bisa saja bermetamorfosis
jadi sempurna

Asal kau sudah pernah saja
tiba di titik tak sempurna

AKU PUNYA NAMAMU

Penantianku genap di tangan waktu
Kala purnama terakhir mati
lalu kau melancong kemari
melalui setapak berbatu ini
Kau tanpa nama
Sebelum tanganmu ku salami saja
tapi aku sudah bisa mengajakmu
mejejakkan kaki ke tanah tumareran ini

Kau masih samar-samar
Logatmu pun beda
Bahkan pakaian yang kau pakai
lazim apalagi di cuaca seperti ini

Lantas aku bangga
sudah bisa mengajakmu bicara
seorang cinta yang ku anggap peri
Sebab kau terus saja tersenyum
kala kita bertukar kata

Hatiku berbisik perlahan:
”itu dia”
Dan rupanya benar
hingga sampai dua purnama lalu
kau dan aku masih setia

Tapi kemudian
kau lari keduniamu

Lantas aku?
Tinggal membatu

DI SINI BUKAN UNTUKMU

Ku kira kau telah mati
Bahkan darahmu masih menggebu
saat sayup matahari pagi
Tapi?
Namamu sudah ada di neraka

Kau bukan manusia
karna kau berhati tiga
membagiku dalam potongan kecil
Lantas cintaku hidup kerdil
bahkan menyapa rembulanku saja
kau cuma sekedar melempar mata
Lalu lari menjadi halimun
saat matahari bertirai kabut

Seharusnya tak perlu kau
menyamarkan disini muka
hanya sekedar mencuci malu
sedang sembilu sudah saja menyapu
Maka aku akan tak akan segan
melemparmu dengan batu
hingga kau lari berdarah-darah
Lantas iblismu mati terbakar
berceceran bersama darah
lalu kemudian kau bersih
Tapi
tak layak kembali






CINTA DARI DUNIA HILANG CINTA
(masih hidup)
Kau datang tiba-tiba saja
lantas memaki bertanya:
”Adakah mentari
mau berbagi panas
saat malam?”

Kau bodoh!!!

Apabila haus mencari mentari
di antara awan malam
tempat bulan meletakkan kaki

Hatimu tak tentunya waras!

Sudah saja purnama lalu
kau membunuh kewarasan
lantas lari begitu saja
sekarang kembali
Dan kau?
tinggal menjadi gila












TANAH LAUT UTARA
(Kusiapkan Untuk KAU)
Sayang....
Dengarkan aku mau berkisah
suatu cerita dari utara
untuk nanti
kau ku ajak kesana

Disana kau bisa mencari mutiara
di hamparan berlaksa pasir
tak perlu susah menyelam

Atau kau mau main ke hutan
kemudian belajar memetik bunga
dan merangkai mahkota indah
serta memahkotai kepala bayi harimau

Larilah dihamparan berlaksa pasir putih
lalu pungutlah kerang-kerang indah
Sementara aku akan menidurkan ombak
lalu menyelam
sesekali muncul untuk bernafas
Akan ku tangkap puluhan tuna
untuk kita bakar sebentar
sambil menikmati indahnya sunset
Kemudian duduk memeluk angin
menyaksikan ombak memukul karang
ditemani hangat api unggun
Sebelum kita berselimut mimpi
kita boleh berbaring dipasir
Menengadah ke langit
lalu menghitung sinar bintang
Bahkan akhirnya harus tidur
kan kuselimuti kau dengan rembulan
biar kau tak kan kedinginan
sampai mentari bangun
menyinari matamu dari timur

Kau tentunya rindu kesana
lantas tak usah lagi kau main dusta
maka aku siap
mengajak hatimu melangkah

























TAK ADA LAGI BUNGA

Untuk apa aku merangkai bunga
Kalau nanti di injak saja
Padahal ku ambil mereka dipadang liar
Bertarung dengan cakar singa
Di antara ratusan belukar
Bahkan aku hampir diterkam dosa
Sehingga lari berdarah kehadapanmu

Harusnya kau datang membalut tanganku
Mengisap darah dibalik leher
Lalu petikkan dawai tawa

Tapi
Aku malah kehilanganmu
Di antara tangis rumput liar
Di antara teduhnya pohon cemara
Bahkan dibawah sayup-sayup
Melodi pagi














M4TH1U5 9:6a


Kau jumlahkan dua angka bernilai satu
Hasilnya dua

Lantas mengapa cinta berbeda kata?

Sebuah hati ditambah sebuah lagi
Hasilnya satu
Sungguh ,,,,,
Ini wasiat dari sorga


SELALU SALAH KAU



Setahun tiga puluh enam bulan sudah
Kau lari ke arah matahari mati
Sekali lari tak kembali

Tinggal aku bertumpu dagu
Mulai membeku tanpa salju
Dan sebuah kisah pilu
Masih saja mengancam cinta
Lantas terpaksa ku lari ke belantara
Menangkap seekor merpati putih
Bawa pulang ke pekarangan rumah

Sekarang bawa tangis kau kembali
Oh kau penjahat cinta
Pergilah!!!!!
Ku tak mau kau kemari
Lalu menipu ibuku
Sambil menjilat ludah sendiri

Lantas
Kau melihat ku setengah mata:
Aku terlalu muda
Tapi kau belum terlalu dewasa
Untuk bisa menipuku
Apalagi mencekik nafasku

Kau??
Salah !!!!!!
BISIKAN AKU

Pernakah kau temukan merpati
dan mau mendengar kisahnya:
Aku rindu menemanimu menanti pagi
mendengar kokok ayam jantan
Sayup-sayup menjatuhkan embun
lalu malam lenyap dikelopak mata
Atau
pernakah kau temukan belalang
di antara ilalang dia berbisik:
Aku mau mengejar kau ditaman bunga
bersama jutaan sayap kupu-kupu
Terbang mengitari mawar dan dahlia
lalu kupatahkan setangkai
kemudian sematkan di antara sayap merpati
Atau
kau hanya mendengar bisik jahatmu
Aku sudah luka sekarat
Berhasil kau tikam
Lagi kau pandai berdusta
hingga aku hampir terbunuh

Tapi kau keliru
bila nafas bisa bunuh cinta
Aku masih hidup justru
berteman bias lentera kunang-kunang
tak mungin redup
Masih ada cinta dalam nadiku





KISAH INI: KAU
Ini kisah:
Ketika sang bangsat harus memalingakan wajah
lalu lari ketimur
lantas mentari tak pecaya siang

Maka kapan kita bisa berjemur di pantai
kalau tiap senja kau
masih saja bertirai awan
sedang aku tanpa kawan
masih memeluk angin
Lari kemudian bersama debu jalanan
menghabiskan semalam ombak bolevard
lantas mabuk di ujung pagi

Tak kan ada lagi bintang
siap dipetik untukmu
sebab malam tak sudi
kau hadir
apalagi dua puluh sembilan kabisat

Maka tak mungkin kau!!













MASIH TENTANG DIA
Bila kau tak percaya DIA
Puisi kata cintaNya
Syair janji manisNya
Bahkan perumpamaan indahNya
Kita tak mungkin jumpa sorga
Neraka?



























KETIKA ADA DI SEBUAH PAGI
Pagi saat matahari ketiga puluh lalu
Kau bagunkan senyumku
buatkan aku sepiring bubur
dalam balutan doa dan cinta
Sementara uap segelas susu
masih saja terlihat bermain
meliuki kaca jendela
Setelah mentari hapus seribu kabut pagi
mata ini samar-samar terbuka
Apalagi mawar dibalik jendela
sudah tak haus sinar matahari

Di luar anak-anak burung
mencuri nektar dari kupu-kupu
lalu lari sembunyi dibawah sayap sang bunda
saat menangkap ulat biru
lantas pulang bawa setetes madu

Kau kemudian hilang dibalik pintu
saat kau dendangkan nyanyian
sayup-sayup sadarkan raga

Oh...........
Betapa indahnya pagi itu



BUKAN SEBUAH ROMANSA INDAH
Dengarlah dendanganku
Hai gelas –gelas pecah
Saat ini aku mau belantun
hanya pada serpihan kaca
lalu kutangkap bias cahaya
lantas kulemparkan kemukamu
Biar berdarah
Dan kau lari kala subuh mati
jauh ketanah pendusta
tempat hatimu dicuci
Maka degup jantungku
hanya untuk semenit
saat kau mencabik hati
kemudian lari
Karna matahari kita beda
kau di neraka
sedang aku di sorga

Aku salah ternyata
ketika mau saja aku lari
pada kau boneka dunia
bahkan menilai sempurna
saat kau berbalut tiga
padahal kau milik neraka

Larilah ke peraduan
serta temukan singa muda
untuk kau tipu seperti biasa
Tapi jangan disini
Jangan aku
Tak kan kau berhasil.

JANGAN KUBUR SENYUM INDAH ITU

Malam masih berdiri lirih
mau temani embun di tepi daun
sampai nanti bulan mati dibunuh pagi
bahkan dicuri seekor merpati
akhirnya lari tertati-tati ke galaksi biru
Walau begitu
tak usah kau memendam cinta
hanya akan percuma
Langit saja tahu kau mahkluk mulia
maka untuk siapa kau simpan gelak tawa
saat aku berani menantang rembulan siang
seperti syair Rama untuk Shinta
Masih ada tiga purnama sisa
lesat untuk kau kecup
bahkan pelangi di dasar jurang
masih bisa kau temui
Jadi untuk apa menunggu hujan
kalau kau bisa minum di tepi sungai














DUNIA TANDA TANYA

Terjemahkan aku dalam kata-kata
Saat kau kecup pipi dosa
Di bawah langit merah ini
Selagi awan hitam berarak ke utara
Cepatlah !
Sebab tak ada disini bahasa cinta
Jangan kau ditelan ribuan pertanyaan
Maka tanpa jawaban
Kau dicekik titik neraka

Kita ada di daratan merah
Tanah siluman penuh wajah malaikat
Dimana keadilan terkubur dalam tanah
Sedang cinta tidak disini
Dia sudah mati
Jantungnya masih tertancap harta
Berdetak lirih di palung laut airmata

Sayang ........
Jangan tertipu indahnya kekabutan ini
Padahal para beludak sudah menyelinap
Dibalik embun pagi mengincar harta
Akan kupatahkan saja rusuk angin
Biar tak bisa terbang mereka kesini
Maka badai tak ada kali ini
Tapi tak lama
Pasti saja kita akan bertatap muka
Karna disini terlalu banyak tanda
apalagi tanya
disini anak singa tak lagi menyusui
apalagi bayi–bayi adam
tak lagi mengecup puting
sang bunda
bahkan disini keadilan ada harganya
maka tak heran airmata tanah ini
begitu murah seperti susu binatang
diminum manusia
maka marilah temani nafasku
lari jauhi galaksi tanya ini
sebab tak ada bintang disini

DIMANA BELUM TEMUKAN MERPATI

Aku harus mencari cinta
Saat ini masih
Bahkan mau bernyanyi di antara belantara
Sambil menidurkan anak-anak singa
Hingga malam
Dan aku harus buta
Saat kokok ayam jantan
Harus ada di pembaringan
Dimana tak ada angin bisa meniupnya jatuh
Maka kau tak bisa menjadi matahari
Karna kau hanya bergaul dengan bulan
Sedang aku bertirai kabut
Masih memeluk awan
Penuh harap kau jadi peri
Bawakan matahari terangi serambi mimpi
Untuk nanti ku tukar sorga
Tapi
Malah kau terbang dibawah bulan
Menghilang
Sedang dosa masih kau ajak

Lantas aku lari
Cari merpati lain

KALI INI BUKAN AKU

Masih ada genangan airmata
Berserakan
Busuk
Ada dosa
Saat kau titip dipintu rumahku
Hingga tumpah basahi jantung

Sekalian saja cicipi darahku
Saat genangan airmata
Mati
Masih tercecer
Di atas tanah peraduan
Tak bisa mengalir
Hanya lirih berserakan
Sedang cinta tinggal jasad

Jangan cuci otakku sekarang
Nanti bisa matahari jatuh diatas kepala
sinarnya tak mengalirkan kehidupan
Dan kau?
Masih menghunus pedang
Saat cintaku tergeletak
Sekarat
Dalam tiga tarikan nafas terakhir
Berdarah-darah penuh amarah
Lantas kini mati tertikam
Rintik hujan malam purnama
Bulan airmata
Lalu kau?
Menjilat ludah
Lari kemudian ke utara
Menyembelih domba lain
Kali ini bukan aku

SEBUAH SYAFAAT
(dari dunia tanda tanya)
Empung .............
Kau maha besar
Ketika aku harus kau letakkan
Di atas dunia hilang jiwa
Aku masih bisa memetik bunga
Di antara deru perang
Bahkan airmata masih sempat
Membasahi tenggorokan
Empung............
Kau maha ajaib
Ketika harus kau bangkitkan
Seorang cinta disamping kiriku
Di antara dunia tanpa setia
Aku masih bisa merangkai bunga
Di atas tanah penuh khianat
Bahkan beludak negeri ini
Tak sempat mencuci otakku
Empung ...........
Kau maha adil
Telah tiga kali bumi mengitari matahari
Sedang doa dari kamarku telah naik
Aku telah kau titipi merpati sorga
Hingga kau tunjukan keadilan
Pada pengharapan
Bahkan tanah ini masih kau cinta
Sebab bencana masih kau beri

Empung wailan....
Syukurku ini
Terimalah.......


TANAH DUNIA TANDA TANYA

disini bukan afrika selatan
lantas kenapa
busung lapar ada disini?
Ini tanah merdeka
Tanah kaya?

Siapa mau membawa kemari
Penyakit busuk ini?

Kau kah cinta?
Bukan!

Lantas siapa?
Pasti pemerintah saja?!
Pasti!!!!!!!!
Bukan?

Lalu?????

KAU BUKAN SORGA

OH...
Betapa..
Indah...
Kau
Indah....
Kau betapa indah....
Betapa indahnya kau...

Oh betapa indah kau ....
Oh betapa indahnya kau MASUK NERAKA





















SEBUAH KEKAGUMAN


Senyummu adalah mentari
Saat kekabutan ini pekat
Sebutir lagi gerimis berarak dari timur
jatuh
Kau ada ditengah cakrawala
Duduk membedah kata:
Aku dan cinta di secarik kertas
Marilah kemari
Temani aku menangkap kupu-kupu
Lalu akan ku ikat kau ditaman bunga
Di antara kelopak mawar dan dahlia
Biar kau puas mencari nektar cinta
Dibalik merahnya mahkota mawar
Dimana singa dan kelinci saling mencium pipi
Tak ada pertengkaran
Bahkan angsa dan serigala saling bertukar cinta
Sedang kakimu akan kupaku
Pada duri tangkai mawar surga
Supaya tak lari kau
Biar kau habiskan mentari
Dalam belantara kita


AKULAH LALANG CINTA

Akulah lalang yang kau sebut cinta
Terlahir dari tanah airmata:
pusaka segala duka
Saat matahari ditanah ini
Terbit hanya di atas rumah beratap harta
Maka bagaimana bisa darah tali pusarku
meresap kedalam tanah
tempat beludak negeri mati membusuk?
karna tanah ini penuh kemunafikan

akulah lalang yang kau sebut cinta
hidup diantara belantara kejam
harus mengalirkan darah perjaka
saat tak ada angin sudi mencabik tirai cinta
maka terpaksa
bercak cinta yang tergeletak lirih
harus mati diantara belukar
di atas tubuh sang perawan

akulah lalang yang kau sebut cinta
menggaku hari esok adalah kematian
ketika matahari dalam kamarku
harus lari mencari galaksi lain
sedang ayah ibu tak mau senyumku
ada dirumah mereka
tapi
akulah lalang yang kau sebut cinta
akulah lalang yang tak pernah kecewa
akulah lalang jalanan
akulah lalang yang tak kan mati
akulah lalang tentara surga

DENGARLAH PELANGI PUTIH


Sayang kemarilah
Larilah ketanah ibuku
Mari sama-sama saksikan
Tarian laut ini
Sementara laut akan bernyanyi
Akan kupahat namaku di ombak
Biar aku hanyut ke tanah jauh:
Tanah cinta: tempat pemuja nirwana tinggal
Kelak ada kita disana:
Aku dan kau akan membangun rumah
Dari kayu pohon aras
Diantara bunga libanon
Setelah anggrek israel mekar
Lalu surga turun dari langit:
Kedamaian
Maka itu santapan kita tiap hari
Hingga renta
Sedang cinta tetap kita bawa

Sayang inilah surga yang orang anggap derita
Tapi tak usah kau khawatir
Awan-awan disana sudah tak berduka
Sebab angin yang pernah mengais di tanah derita
Sudah tak membawa airnata

ABOUT THE AUTHOR

KALFEIN MICHAEL WUISAN. Lahir di Wuwuk kec. Tareran, kab. MINSEL. Pada 8 MARET 1989.Adalah bungsu dari tiga bersaudara dan.dibesarkan dalam keluarga sederhana.dilingkungan pergaulan nya akrab dipanggil ’kale’ ,sedang dikampus akkrab disapa ”sky”.
Sejak kecil sudah terlibat dalam berkesenian antara lain aktif dalam pementasan seni drama/tteater,baik gereja maupun sekolah.
Sadar untuk lebih serius berkesenian saat bergabung bersama SANGGAR DODOKU WUWUK sejak tahun 2005 dan menjabat sebagai sekretaris.serta bersama sanggar dodoku dia telah meraih berbagai prestasi.selain ITU pula sewqktu SMA,tergabung dalam TEATER CAHAYA SMAN 2 TARERAN dan mejabat sebagai wakil ketua.tidak hanya itu,Pada juli tahun 2007 bergabung pula bersama CONGREGATIONAL THEATRE CENTRE (CTC) OF KGPM dalam pelayanan teater. Hingga kemudian pada november 2007 membentuk sebuah wadah berkesenian di tempatnya kuliah,di FATEK UNIMA,yang bernama TECHNIQUE THEATRE.Dan dia dipercayakan menjadi ketua,sampai sekarang.
Di teater telah banyak hal yang berguna dan berharga. Yang diperolehnya. Hal ini dibuktikan ketika bergelut di dunia teater beberapa penghargaan telah diraihnya,antara lain:
Aktor Terbaik SULUT dalam festival DAMAII SEJAHTERA,pada tahun 2005 di SONDER Minahasa.
Aktor Terbaik ,dalam lomba teater Perkemahan Pemuda Remaja KGPM,pada tahun 2007 di Kawangkoan Minahasa
Aktor terbaik , dalam Festival Lokon Art,pada tahun 2007,di Tomohon
Aktor terbaik,dalam Festival Seni HUT pemuda remaja pucuk pimpinan KGPM,pada tahun 2008
Dalam dunia sastra,sudah menulis puisi secara intens sejak tahun 2005,sejak bergabung bersama SANGGAR DODOKU, sampai sekarang.dan bersama teman2 sanggar dodoku,telah membuat sebuah antologi puisi pertemuan kata-kata(namun sayang,sampai saat ini belum diterbitkan/masih ditunggu).selama dalam proses berkarya,beberapa lomba berhasil dijuarai,antara lain: juara 1 Lomba Bekeng Deng Baca Puisi Bahasa Manado,dalam Festival Lokon Art 2007 dan juara 3 Lomba Cipta Baca Puisi,dalam festival seni HUT PEMUDA REMAJA KGPM.
Keseriusan dalam berkarya dibuktikan dengan akhirnya sadar untuk membukukan kumpulan puisinya,dalam bentuk kumpulan puisi tunggalnya,antara lain Kumpulan Puisi Bahasa manado”MINAHASA RAP TETENGKOREN” dan Kumpulan Puisi Cinta ”DUNIA TANDA TANYA”
Juga saat ini sedang merampungkan buku antologi puisii bersama teman2 Technique Theatre serta kumpulan cerpen & puisi miliknya.
Dan dia juga adalah vokalis (sebagai Rapper) pada sebuah band indie bergenre musik ”HipRock”. Bandnya ini bernama ”7MIRACLE”,telah menelurkan sebuah album yang betajuk ’Battle 4 Dream’.

Senin, 26 Januari 2009

SENI TEATER & SASTRA(PUISI,CERPEN,NASKAH)

SENI
Seni
pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

TEATER


Teater (Bahasa Inggris "theater" atau "theatre", Bahasa Perancis "théâtre" berasal dari Bahasa Yunani "theatron", θέατρον, yang berarti "tempat untuk menonton") adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Bernard Beckerman, kepala departemen drama di Univesitas Hofstra, New York, dalam bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater sebagai " yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain." Teater bisa juga berbentuk: opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, opera Tiongkok, mummers play, improvisasi performance serta pantomim.

SASTRA

Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.

Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra yang dibahas disini yaitu puisi,cerpen,naskah teater.

PUISI

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.

Baris-baris pada prosa dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag, dll). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi terkadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru


CERPEN

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

NASKAH

Menurut Library and Information Science, suatu naskah adalah semua barang tulisan tangan yang ada pada koleksi perpustakaan atau arsip; misalnya, surat-surat atau buku harian milik seseorang yang ada pada koleksi perpustakaan.

Dalam konteks lain, penggunaan istilah "naskah" tidak semata untuk sesuatu yang ditulis tangan.

Dalam penerbitan buku, majalah, dan musik, naskah berarti salinan asli karya yang ditulis oleh seorang pengarang atau komponis. Dalam perfilman dan teater, naskah berarti teks pemain drama, yang digunakan oleh perusahaan teater atau kru film saat dibuatnya pertunjukan atau pembuatan film.